Senin, 05 September 2011

Warga Kaya Diharapkan Ikut Survei Komuter

Masyarakat kelas menengah atas di kawasan Jabotabek diharapkan berpartisipasi dalam Survei Komuter Jabotabek yang diselenggarakan Kantor Menteri Koordinator Perekonomian. Survei ini dilaksanakan oleh Pusat Studi Transportasi dan Logistik Universitas Gadjah Mada dari Maret sampai Mei 2010. Menurut Wakil Ketua Tim Survei Lilik Wachid Budi Susilo, Minggu (28/3) di Jakarta Pusat, semua surveyor dilengkapi dengan surat tugas dari Kantor Menko Perekonomian serta Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat, rompi, tas, topi, dan tanda pengenal. Survei ini bertujuan mencari pola pergerakan transportasi warga guna menyusun rencana transportasi yang terintegrasi di Jabotabek. ”Selama ini warga menengah dan kaya tidak terbuka terhadap surveyor karena menanyakan tentang moda kendaraan dan tujuan perjalanan harian mereka. Padahal, tanpa keikutsertaan warga kaya yang menggunakan kendaraan pribadi, pola transportasi yang akan disusun justru tidak akurat,” kata Lilik. (ECA).





Press Release from Japanese Technical Cooperation for Jabodetabek Urban Transportation Policy Integration (JUTPI)

DKI Jakarta sebagai kota metropolitan yang merupakan Ibu Kota Negara telah berkembang sangat pesat sehingga Jakarta tidak dapat lagi dikembangkan tanpa melihat daerah sekitarnya yang sudah menjadi bagian dari Jakarta itu sendiri, walaupun secara adminstratif terpisah. Transportasi merupakan salah satu masalah yang harus diselesaikan secara kesatuan antara Jakarta dan daerah sekitarnya (Jabodetabek).
Pada tahun 2000 s/d 2004 BAPPENAS bekerjasama dengan JICA telah melaksanakan kajian mengenai Rencana Induk Transportasi Terpadu untuk Jabodetabek. Dalam kajian itu telah dirumuskan berbagai rencana program untuk mengatasi masalah-masalah transportasi di wilayah Jabodetabek. Beberapa program yang diusulkan dalam kajian SITRAMP telah dilaksanakan oleh beberapa daerah di Jabodetabek, tetapi masih terdapat beberapa program yang belum terlaksana karena terkendalateknis dan biaya.
Lonjakan kepemilikan kendaraan bermotor terutama sepeda motor hingga mencapai jumlah tiga kali lipat selama 10 tahun terakhir berdampak sangat besar terhadap pola transportasi masyarakat Jabodetabek. Di wilayah Jabodetabek, baik di pusat kota maupun di pinggiran kota telah terjadi pembangunan pusat-pusat baru berupa pusat bisnis dan perumahan. Pertambahan jumlah kendaraan bermotor dan perkembangan wilayah tersebut telah menyebabkan beberapa masalah transportasi dimana tingkat kemacetan semakin parah dan titik-titik kemacetan pada beberapa koridor bertambah. Tersendatnya pergerakan transportasi telah mengakibatkan kerugian yang sangat besar bagi perekonomian Jabodetabek dan nasional.
Permasalahan transportasi yang dihadapi oleh Jabodetabek perlu untuk diselesaikan dan dicari solusinya segera. Dibutuhkan sebuah pendekatan secara terpadu untuk menyelesaikan masalah transportasi perkotaan dan harus diupayakan juga bagaimana hal itu dapat dilaksanakan. Untuk merumuskan penyelesaian masalah transportasi Jabodetabek dan juga sebagai kelanjutan dari SITRAMP, Pemerintah Indonesia, diwakili oleh Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian, bersama dengan JICA melakukan Technical Cooperation Project yang bernama Jabodetabek Urban Transportation Policy Integration. Dua hal yang menjadi tujuan utama dari pelaksanaan Kerjasama Teknis JUTPI yaitu pertama merevisi dan memperbaharui data SITRAMP dan kedua pembentukan Badan Otoritas untuk Transportasi di wilayah Jabodetabek.
Pihak Indonesia yang termasuk dalam JUTPI yaitu Asisten Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah, Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian sebagai Kepala Satuan Kerja, Direktur Transportasi BAPPENAS sebagai Wakil Kepala Satuan Kerja, Kepala Divisi Infrastruktur Transportasi Jalan dan Kereta Api Kemenko Bidang Perekonomian sebagai manajer proyek dan staf pendukung dari Kemenko Bidang Perekonomian, Bappenas, Kementrian Perhubungan, Kementrian Pekerjaan Umum, Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, BPPT, dan pemerintah Kabupaten/Kota di Jabodetabek. Pihak Jepang menugaskan dua ahli yang ditugaskan secara jangka panjang diketuai oleh Mr. Keigo Hamada dan dua belas ahli yang ditugaskan secara jangka pendek dari Oriental Consultant Company Limited dan Almec Corporation.
Dalam program kerjasama teknis JUTPI dilakukan kegiatan yaitu antara lain peningkatan kemampuan teknis terkait dengan perencanaan transportasi melalui alih pengetahuan dan teknologi kepada pihak pemerintah pusat dan daerah termasuk konsultan lokal, pengumpulan data transportasi dan kelembagaan pemerintah pusat dan daerah, pembaharuan data SITRAMP termasuk pelaksanaan survey transportasi, penyusunan Rencana Induk Transportasi Jabodetabek, pembentukan Badan Pelaksana Kebijakan Transportasi Perkotaan Terpadu untuk wilayah Jabodetabek, dan pelaksanaan pilot project.
Survey transportasi untuk keperluan pembaharuan data yang akan dilakukan dalam JUTPI terdiri dari empat survey yaitu commuter survey, person tracking survey, vehicle tracking survey dan transportation equity survey. Commuter survey merupakan survey yang utama dengan melibatkan 180.000 rumah tangga dengan asumsi rata-rata terdapat empat anggota keluarga dalam setiap rumah tangga atau 3% dari jumlah penduduk Jabodetabek dan diperkirakan akan melibatkan 1.800 pelaksana survey lapangan. Dalam kegiatan survey ini diharapkan adanya kerjasama dari seluruh pihak terutama pemerintah kota/kabupaten untuk dapat memberikan ijin pelaksanaan survey beserta data-data yang dibutuhkan guna kelancaran survey. Data-data yang dihasilkan dari survey tidak hanya digunakan untuk perencanaan rencana induk transportasi tetapi juga perencanaan-perencanaan lain dalam wilayah Jabodetabek.


1. Facebook : facebookcsjabodetabek@yahoo.co.id

Tidak ada komentar:

...selamat datang...dab....

.....transportasi dll..........